Kamis, 13 Desember 2012

What If People Underestimate Me


Selama ini, aku menyangka bahwa underestimation atau “perendahan” merupakan suatu pacuan dari orang lain untuk kita, agar kita tak besar kepala atau puas dengan apa yang berhasil kita capai. Selama ini, aku kira bahwa underestimation merupakan cara untuk membatasi diri, cara untuk cepat tahu bahwa ada yang bisa dan tidak bisa kita lakukan. Aku salah. Aku tersadar bahwa kita dapat melakukan apapun yang kita mau lakukan. Aku tersadar bahwa underestimation bukan sebuah pacuan, melainkan judgement. I realized that underestimation can lead to self destruct.
                Bisa dibilang, aku merupakan anak yang sering di underestimate oleh orang lain. Dengan penampilan luarku yang sering dibilang “asal” sama orang, tak jarang orang ragu dan takut memberikan aku sebuah tanggung jawab. Bahkan, dengan berat hati aku katakan, orang tuaku juga mengunderestimate kemampuanku. Mereka tidak berani memberikan aku tanggung jawab yang besar, karena takut aku tidak bisa memberikan hasil yang mereka inginkan. Saat aku dipercayai oleh sekolah untuk mewakili mereka lomba, orang tuaku menanyakan kemampuanku yang menurut mereka belum pantas. Saat aku menang sebuah lomba, orang tuaku menanyakan kemampuan lawanku, apakah mungkin mereka bukan yang terbaik. Saat IPK ku mencapai angka yang cukup memuaskan, mereka bertanya-tanya, mereka-reka, apakah aku curang dalam mengerjakan ujiannya atau tidak. Aku sering di underestimate orang. Bisa dibilang, underestimation adalah makananku sehari-hari.
                Underestimation adalah suatu hal yang keji. Hal itu dapat membuat diri kita merasa rendah dan tak pantas untuk mendapatkan apa-apa. Underestimation dapat membuat diri kita tidak percaya diri dan menyangkali kemampuan diri kita sendiri. Ini dapat menjadi penghalang, bahkan dapat membuat kita berhenti mencoba. Underestimation dapat membuat kita merasa tak mampu untuk melakukan apa-apa. Underestimation dapat  “membutakan” kita,  ia dapat membuat kita merasa apapun yang kita lakukan itu sia-sia. Underestimation dapat merusak kita, secara karakter maupun fisik.
                Lalu apa yang dapat kita katakan jika seseorang, atau bahkan orang-orang meng underestimate kita? Apa yang dapat kita katakan ketika menghadapi orang yang tidak mau memercayai atau memberikan kesempatan kita untuk membuktikan? Apa yang dapat kita katakan pada orang yang berkata bahwa kita tidak bisa?  Apa yang pantas kita katakan pada mereka yang berkata bahwa kita tidak akan berhasil? Two words. 7 letters. “Watch me.”
                NO ONE CAN SAY YOU CAN’T! Kamu dapat melakukan apapun yang kamu mau, dengan niat dan tekad yang bulat, tentunya. Kamu BISA berhasil. Kamu BISA meraih mimpimu. Kamu PANTAS mendapatkan tanggung jawab yang kamu dapatkan saat ini. Kamu PANTAS berada di posisimu sekarang, tidak ada yang dapat mengatakan kamu tidak pantas. Baiknya sebuah underestimation adalah ia dapat memberikan kamu rasa “tidak puas” yang begitu dalam, sehingga kamu “berlari” ke tujuanmu, saat orang lain masih “berjalan”.
                Saat kamu di underestimate, tersenyumlah. Saat orang lain bilang kamu tidak bisa, berikan mereka sebuah pelukan. Saat orang lain tertawa mengejekmu, tertawalah bersama mereka. Don’t let them screw you! Anggaplah underestimation itu sebagai challenge-mu. Anggaplah hal itu sebagai angin lalu. Tapi jangan, jangan sekali-kali kamu berhenti melangkah maju meraih mimpimu. Ya, kamu pantas. Ya, kamu bisa. BUKTIKAN kamu BISA! 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar