Selama ini, aku menyangka bahwa underestimation atau
“perendahan” merupakan suatu pacuan dari orang lain untuk kita, agar kita tak
besar kepala atau puas dengan apa yang berhasil kita capai. Selama ini, aku
kira bahwa underestimation merupakan cara untuk membatasi diri, cara untuk
cepat tahu bahwa ada yang bisa dan tidak bisa kita lakukan. Aku salah. Aku
tersadar bahwa kita dapat melakukan apapun yang kita mau lakukan. Aku tersadar
bahwa underestimation bukan sebuah pacuan, melainkan judgement. I realized that
underestimation can lead to self destruct.
Bisa
dibilang, aku merupakan anak yang sering di underestimate oleh orang lain.
Dengan penampilan luarku yang sering dibilang “asal” sama orang, tak jarang
orang ragu dan takut memberikan aku sebuah tanggung jawab. Bahkan, dengan berat
hati aku katakan, orang tuaku juga mengunderestimate kemampuanku. Mereka tidak
berani memberikan aku tanggung jawab yang besar, karena takut aku tidak bisa
memberikan hasil yang mereka inginkan. Saat aku dipercayai oleh sekolah untuk
mewakili mereka lomba, orang tuaku menanyakan kemampuanku yang menurut mereka
belum pantas. Saat aku menang sebuah lomba, orang tuaku menanyakan kemampuan
lawanku, apakah mungkin mereka bukan yang terbaik. Saat IPK ku mencapai angka
yang cukup memuaskan, mereka bertanya-tanya, mereka-reka, apakah aku curang
dalam mengerjakan ujiannya atau tidak. Aku sering di underestimate orang. Bisa
dibilang, underestimation adalah makananku sehari-hari.
Underestimation
adalah suatu hal yang keji. Hal itu dapat membuat diri kita merasa rendah dan
tak pantas untuk mendapatkan apa-apa. Underestimation dapat membuat diri kita
tidak percaya diri dan menyangkali kemampuan diri kita sendiri. Ini dapat
menjadi penghalang, bahkan dapat membuat kita berhenti mencoba. Underestimation
dapat membuat kita merasa tak mampu untuk melakukan apa-apa. Underestimation
dapat “membutakan” kita, ia dapat membuat kita merasa apapun yang kita
lakukan itu sia-sia. Underestimation dapat merusak kita, secara karakter maupun
fisik.
Lalu
apa yang dapat kita katakan jika seseorang, atau bahkan orang-orang meng
underestimate kita? Apa yang dapat kita katakan ketika menghadapi orang yang
tidak mau memercayai atau memberikan kesempatan kita untuk membuktikan? Apa
yang dapat kita katakan pada orang yang berkata bahwa kita tidak bisa? Apa yang pantas kita katakan pada mereka yang
berkata bahwa kita tidak akan berhasil? Two words. 7 letters. “Watch me.”
NO ONE
CAN SAY YOU CAN’T! Kamu dapat melakukan apapun yang kamu mau, dengan niat dan
tekad yang bulat, tentunya. Kamu BISA berhasil. Kamu BISA meraih mimpimu. Kamu
PANTAS mendapatkan tanggung jawab yang kamu dapatkan saat ini. Kamu PANTAS
berada di posisimu sekarang, tidak ada yang dapat mengatakan kamu tidak pantas.
Baiknya sebuah underestimation adalah ia dapat memberikan kamu rasa “tidak
puas” yang begitu dalam, sehingga kamu “berlari” ke tujuanmu, saat orang lain
masih “berjalan”.
Saat
kamu di underestimate, tersenyumlah. Saat orang lain bilang kamu tidak bisa,
berikan mereka sebuah pelukan. Saat orang lain tertawa mengejekmu, tertawalah
bersama mereka. Don’t let them screw you! Anggaplah underestimation itu sebagai
challenge-mu. Anggaplah hal itu sebagai angin lalu. Tapi jangan, jangan
sekali-kali kamu berhenti melangkah maju meraih mimpimu. Ya, kamu pantas. Ya,
kamu bisa. BUKTIKAN kamu BISA!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar